Berikut ini adalah dokumentasi MGMP IPA Kab. Sampang yang dilaksanakan pada :
Hari / Tanggal : Kamis / 17 April 2025
Tempat : SMPN 3 Sampang
Agenda :
• Halal Bi Halal
• Diskusi terbuka Pendekatan Deep Learning
NOTULEN KEGIATAN
Kegiatan: Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPA
Hari / Tanggal : Kamis, 17 April 2025
Waktu Kegiatan: 07.30 - 13.30 WIB
Pembukaan:
Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPA Kabupaten Sampang pada tanggal 17 April 2025 dibuka oleh Ketua MGMP IPA Kabupaten Sampang, beliau menyampaikan permohonan maaf lahir dan batin jika selama mengemban tugas sebagai ketua MGMP ada kesalahan, beliau juga mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh peserta MGMP yang telah hadir di tengah kesibukan lain dan kepada tuan rumah yang telah memfasilitasi kegiatan dengan baik, Dilanjutkan sambutan serta pengarahan oleh Kepala SMPN 3 Sampang yang menyampaikan guru-guru IPA harus bersiap menyambut kegiatan-kegiatan perlombaan seperti OSN, O2SN dan FLS3N, ajang perlombaan ini adalah media melatih siswa untuk berkompetisi, maka dalam prosesnya guru benar-benar mempersiapkan talenta-talenta di sekolah masing-masing.
Kegiatan Inti:
Kegiatan inti dalam MGMP IPA ini adalah diskusi terbuka tentang pendekatan Deep Learning, Diskusi dipimpin oleh Denok Setyowati, M.Pd.
Istilah Deep Learning yang dipakai oleh Mendikdasmen tidak sama dengan istilah Deep Learning yang lazim digunakan dalam ranah Artificial Intelligence (AI). Dalam konteks pendidikan, Deep Learning adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pemahaman konsep dan penguasaan kompetensi secara mendalam dalam cakupan materi yang lebih sempit.
Dalam Deep Learning, siswa didorong untuk secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan menyelami topik yang sedang dipelajari, sehingga ia dapat menjelajah lebih dalam dan menikmati keindahan panorama dari topik tersebut.
Pendekatan pembelajaran Deep Learning (belajar secara mendalam) adalah kontras dari pendekatan pembelajaran Surface Learning (belajar di permukaan) yang berusaha membahas banyak materi secara luas dengan mengorbankan proses pemahaman dan peningkatan kompetensi dari para peserta didik. Siswa akhirnya hanya terpaksa menghapal banyak hal tanpa dapat memaknai, memiliki, dan menikmati proses pembelajarannya.
3 Elemen Utama dalam Deep Learning
Menurut Mendikdasmen Abdul Mu’ti, pendekatan pembelajaran Deep Learning dapat tercapai melalui 3 elemen utama, yakni Meaningful Learning, Mindful Learning, dan Joyful Learning.
Melalui proses Meaningful Learning, siswa dapat memaknai hal-hal yang sedang ia pelajari. Kemudian, melalui proses Mindful Learning, siswa dapat menjadi agen aktif yang secara sadar berniat untuk mengembangkan pemahaman dan kompetensinya. Proses Joyful Learning membuat siswa menjadi termotivasi dalam menjalani proses pembelajarannya.
• Mindful Learning
Mindful Learning seringkali dikenal sebagai metakognisi dalam teori pendidikan. Dalam Mindful Learning, siswa diajak untuk senantiasa sadar akan proses pembelajaran yang sedang ia jalani. Kesadaran ini terdiri dari beberapa aspek:
• Kesadaran akan hal-hal yang sudah ia pahami atau kuasai sebelumnya,
• Kesadaran akan hal-hal yang belum ia pahami atau kuasai,
• Kesadaran akan pentingnya pemahaman atau penguasaan kompetensi dari apa yang ia sedang pelajari,
• Kesadaran akan alur proses pembelajaran yang sedang ia jalani demi tercapainya pemahaman atau kompetensi yang ingin ia capai,
• Kesadaran akan kemajuan pemahaman atau kompetensi setelah merefleksikan proses pembelajaran yang telah ia lewati,
• Kesadaran akan hal-hal yang masih dapat dieksplorasi lebih lanjut dalam proses pembelajaran berikutnya.
Dengan demikian, siswa dituntun untuk menjadi agen aktif yang bertanggung jawab atas proses pembelajarannya sendiri.
Berbeda dengan orang dewasa, kesadaran ini bukanlah sesuatu yang dapat timbul secara otomatis dalam diri anak-anak, sehingga guru harus terus-menerus menghidupkan kesadaran ini dari awal sampai akhir proses pembelajaran.
Misalnya, guru bisa membiasakan siswa untuk selalu membuat kesimpulan pembelajaran sendiri di akhir sesi ajar dan merefleksikan perkembangan pemahaman atau kompetensinya. Melalui proses refleksi ini, siswa dapat memahami kekuatan dan kelemahan mereka masing-masing, serta memiliki target yang lebih jelas untuk pembelajaran berikutnya.
• Meaningful Learning
Teori Meaningful Learning yang dicetuskan oleh David Ausubel menjelaskan proses pembelajaran dimana guru membantu siswa untuk mengaitkan konsep baru yang akan diajarkan dengan konsep-konsep yang sebelumnya sudah mereka pahami. Proses belajar Meaningful Learning ini bertujuan agar pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa.
• Joyful Learning
Joyful Learning menekankan pentingnya menciptakan suasana belajar yang positif agar siswa dapat menikmati setiap bagian dari proses pembelajaran.
Contohnya, pendekatan pembelajaran melalui permainan (game) atau aktivitas interaktif dapat membuat siswa lebih antusias dalam belajar.
Hal ini penting untuk mendorong anak-anak agar lebih terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan menikmati pengalaman belajarnya. Terlebih lagi jika dipadukan dengan aspek meaningful dan mindful learning, kita berharap siswa dapat memiliki motivasi intrinsik dalam belajar dan akhirnya menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Kegiatan ditutup dengan doa yang dipimpin oleh bapak Abdul Azis.
Administrasi Kegiatan MGMP dapat di unduh pada tautan - tautan berikut :

