Jumat, 31 Oktober 2025

MGMP IPA OKTOBER 2025

Berikut ini adalah dokumentasi MGMP IPA Kab. Sampang yang dilaksanakan pada :

Hari / Tanggal : Kamis / 30 Oktober 2025

Tempat                        : SMPN 1 Camplong

Agenda                        : 

1. Guru Konten Kreator

2. Pembelajaran Ko-Kurikuler

3. Praktik Baik Pembelajaran IPA " Nasi Kobel"

NOTULENSI KEGIATAN

Kegiatan: Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPA

Hari / Tanggal : Kamis 30 Oktober 2025

Waktu Kegiatan: 07.30 - 13.30 WIB

Pembukaan:

Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPA Kabupaten Sampang pada tanggal 30 Okober 2025 dimulai dengan sambutan oleh:

1.     Ketua MGMP IPA Kab. Sampang Bapak Achsin Bawono Y, S.Si

Beliau menyampaikan Ucapan terimakasih kepada kepala smpn 1 Camplong yang telah menyediakan tempat dan memberikan sambutan yang sangat baik, Pertemuan MGMP IPA di Camplong ini sedianya dilaksanakan pada minggu ke-3 namun karena suatu hal MGMP PAI meminta tukar sehingga MGMP IPA mundur pada minggu ke-4. Pada kegiatan ini ada 3 agenda yaitu worshop kokurikuler, conten creator dan praktik baik dari tuan rumah. MGMP IPA ini merupakan ajang berbagi oleh karena itu bagi bapak ibu guru IPA yang ingin berbagi bisa menghubungi pengurus, semoga kegiatan yang dilaksanakan mendapatkan barokah dan manfaat bagi seluruh anggota MGMP.

2.     Sambutan Kepala SMPN 1 Camplong, Ibu Indrawati, S.Pd, M.Pd.

Beliau menyampaikan rasa bahagia karena SMPN 1 Camplong ditempati sebagai tempat pertemuan, karena beliau merasa menjadi bagian dari komunitas MGMP IPA, beliau juga menyampaikan rasa bangga kepada pengurus yang solid dan memiliki semangat dan kebersamaan yang kuat, walaupun kegiatan MGMP IPA bertempat Beliau juga mengingatkan kepada seluruh anggota di era milenial ini, kita harus update mencari informasi karena zaman terus berkembang.Pada praktik baik yang akan disampaikan merupakan salah satu model pembelajaran yang memadukan manual dan digital dengan memperhatikan langkah 8334 dalam Pembelajaran mendalam.

Kegiatan Inti:

Kegiatan inti dalam MGMP IPA ini mencakup berbagai hal, di antaranya:

1.   Workshop Kokurikuler  (Sayu Wiwit Annur, S.Pd) 

Pembelajaran abad ke-21 menuntut kita sebagai pendidik untuk tidak hanya berfokus pada capaian akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter dan kompetensi peserta didik secara utuh. Dalam konteks inilah, kegiatan kokurikuler memiliki peran yang sangat penting. Ia bukan sekadar pelengkap kegiatan intrakurikuler, melainkan bagian integral dari upaya mewujudkan pembelajaran mendalam yang bermakna dan berdampak.

Pembelajaran mendalam atau deep learning merupakan proses belajar yang mendorong peserta didik untuk memahami makna dari setiap konsep, bukan hanya menghafal. Dalam pembelajaran mendalam, siswa diajak untuk berpikir kritis, kreatif, mampu memecahkan masalah nyata, berkolaborasi dengan sesama, serta merefleksikan proses belajarnya. Dengan demikian, pembelajaran tidak berhenti pada pengetahuan, tetapi berlanjut pada pembentukan sikap dan tindakan yang mencerminkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila.

Kegiatan kokurikuler menjadi wadah nyata bagi peserta didik untuk menghubungkan teori dengan praktik. Melalui kegiatan seperti proyek sosial, kewirausahaan, seni budaya, maupun riset ilmiah, siswa dapat menerapkan apa yang telah dipelajari dalam konteks kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika siswa terlibat dalam kegiatan kewirausahaan lokal seperti pembuatan nugget sayur lokal, mereka tidak hanya belajar tentang proses produksi dan nilai ekonomi, tetapi juga menumbuhkan kreativitas, kerja sama, dan kemandirian.

Dalam kegiatan tersebut, pembelajaran mendalam terwujud karena siswa memahami makna di balik setiap aktivitas. Mereka belajar memecahkan masalah, berinovasi, mengambil keputusan, dan mengembangkan tanggung jawab sosial. Bahkan, dengan dukungan teknologi seperti penggunaan AI untuk mendesain label produk melalui aplikasi seperti Canva, siswa semakin siap menghadapi tantangan dunia modern yang menuntut literasi digital.

Agar kegiatan kokurikuler benar-benar menjadi bagian dari pembelajaran mendalam, perlu diperhatikan beberapa prinsip penting. Pertama, kegiatan harus kontekstual dan autentik, artinya berangkat dari permasalahan atau potensi nyata di sekitar peserta didik. Kedua, bersifat kolaboratif, baik antar siswa maupun antar guru lintas mata pelajaran. Ketiga, harus ada refleksi yang mendorong siswa memahami pengalaman belajarnya, bukan sekadar melaporkan hasil kegiatan. Dan yang paling penting, kegiatan harus menumbuhkan dimensi Profil Pelajar Pancasila, seperti kemandirian, gotong royong, kreativitas, bernalar kritis, serta keimanan dan akhlak mulia.

Proses pelaksanaan kokurikuler dalam pembelajaran mendalam dapat dilakukan melalui tiga tahap utama. Tahap pertama adalah perencanaan, yaitu mengidentifikasi potensi lokal, kebutuhan siswa, dan keterkaitan kegiatan dengan tujuan pembelajaran. Tahap kedua adalah pelaksanaan, di mana siswa berperan aktif sebagai pelaku utama, bukan sekadar peserta. Tahap terakhir adalah refleksi dan evaluasi, di mana siswa diajak untuk memahami nilai dan pelajaran yang diperoleh dari kegiatan tersebut, baik secara pribadi maupun bersama.

Dengan demikian, kegiatan kokurikuler bukan lagi aktivitas tambahan yang berdiri sendiri, melainkan ruang belajar yang memperkaya pengalaman siswa. Di sinilah pembelajaran mendalam tumbuh — ketika ilmu bertemu dengan tindakan, ketika nilai bertemu dengan pengalaman, dan ketika peserta didik belajar menjadi manusia yang berpikir, berbuat, serta berkarakter.

Pada akhirnya, esensi dari workshop ini adalah membangun kesadaran bersama bahwa pembelajaran tidak hanya terjadi di dalam kelas, tetapi juga di setiap ruang kehidupan yang memberi makna. Melalui kokurikuler yang terintegrasi dalam pembelajaran mendalam, kita membantu siswa menemukan jati dirinya sebagai pelajar Pancasila — cerdas, berkarakter, dan siap berkontribusi bagi lingkungannya

Materi worshop dapat di download di https://www.canva.com/design/DAG0EqZgHsQ/oXC3Hkvgwf65P9-xlX2ArQ/edit?utm_content=DAG0EqZgHsQ&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=sharebutton

2.   Workshop Conten Creator ( Munhidhotul Ummah, S.Pd dan Budi Astomo, S.Pd)

Di era digital saat ini, hampir setiap orang dapat menjadi content creator. Istilah ini mungkin sudah sering kita dengar, terutama di berbagai platform media sosial seperti YouTube, Instagram, TikTok, atau bahkan podcast dan blog. Namun, menjadi seorang content creator bukan sekadar membuat dan mengunggah video atau gambar — lebih dari itu, ia adalah seseorang yang menciptakan, mengolah, dan menyebarkan ide, informasi, serta nilai-nilai positif melalui berbagai bentuk media digital.

Seorang content creator berperan sebagai komunikator, inovator, sekaligus inspirator. Melalui karyanya, ia dapat memengaruhi cara orang berpikir, bertindak, bahkan memandang dunia. Karena itu, tanggung jawab moral dan etika menjadi hal yang penting. Konten yang dihasilkan tidak hanya harus menarik, tetapi juga bermanfaat, mendidik, dan membawa dampak baik bagi audiens.

Menjadi content creator yang baik tentu membutuhkan lebih dari sekadar kemampuan teknis. Ada beberapa hal penting yang perlu dimiliki.
Pertama adalah tujuan yang jelas. Seorang content creator harus tahu pesan apa yang ingin disampaikan melalui karyanya. Apakah untuk mengedukasi, menginspirasi, menghibur, atau mengajak masyarakat melakukan hal positif? Tanpa arah yang jelas, konten mudah kehilangan makna dan hanya sekadar mengikuti tren.

Kedua adalah kreativitas dan orisinalitas. Dunia digital dipenuhi oleh jutaan konten setiap hari, dan agar dapat menarik perhatian, diperlukan ide yang segar, unik, dan autentik. Kreativitas tidak berarti harus selalu baru, tetapi mampu menyajikan sesuatu dengan cara yang berbeda dan bermakna.

Ketiga adalah etika dan tanggung jawab digital. Seorang content creator yang baik memahami batasan dalam berkreasi. Ia tidak menyebarkan hoaks, ujaran kebencian, atau konten yang merugikan pihak lain. Setiap karya harus menghormati privasi, budaya, dan nilai-nilai moral yang berlaku.

Keempat adalah konsistensi dan disiplin. Dunia digital bergerak cepat, dan audiens menilai kredibilitas dari konsistensi karya seseorang. Content creator yang baik bukan hanya rajin mengunggah, tetapi juga terus belajar meningkatkan kualitas isi, teknik, dan cara berkomunikasi.

Selain itu, ada beberapa syarat utama untuk menjadi content creator yang profesional:

1.     Kemampuan memahami audiens — mengetahui siapa yang menjadi target konten dan apa kebutuhannya.

2.     Kemampuan teknis — seperti menulis naskah, mengambil gambar atau video, mengedit, serta memanfaatkan media sosial secara efektif.

3.     Kemampuan berpikir kritis dan kreatif — untuk menghasilkan konten yang bermanfaat dan bernilai.

4.     Integritas pribadi — jujur, bertanggung jawab, dan menghormati hak cipta.

5.     Keterampilan komunikasi digital — mampu berinteraksi dengan audiens secara sopan dan membangun relasi yang positif.

Pada akhirnya, menjadi content creator bukan hanya tentang popularitas, tetapi tentang bagaimana karya kita memberi dampak positif bagi orang lain. Konten yang baik adalah konten yang menginspirasi, memberi manfaat, dan menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan.

“Jadilah content creator yang tidak hanya viral, tetapi juga bernilai. Karena di balik setiap karya, tersimpan tanggung jawab untuk menciptakan ruang digital yang lebih cerdas, beretika, dan berdaya.”

Materi bisa di download di

https://docs.google.com/presentation/d/1fLBWcp11v59ElFymtIoENkynjOmrOXHx/edit?usp=sharing&ouid=111905104728031068135&rtpof=true&sd=true 

3.   Praktik Baik Nasi Kobel ( Masning, S.Pd)

Dalam menghadapi tantangan pendidikan abad ke-21, guru dituntut untuk terus berinovasi agar pembelajaran tidak hanya informatif, tetapi juga inspiratif dan bermakna. Salah satu bentuk inovasi tersebut hadir melalui praktik baik yang kami sebut “Nasi Kobel”, singkatan dari Kombinasi Kreasi Pembelajaran Manual dan Digital.

Nama “Nasi Kobel” diambil dari filosofi sederhana: seperti sepiring nasi yang menjadi sumber energi bagi tubuh, Nasi Kobel menjadi “energi baru” bagi dunia pembelajaran. Ia menghadirkan perpaduan yang seimbang antara pendekatan manual yang mengasah keterampilan nyata dan pendekatan digital yang membuka ruang kreativitas tanpa batas.

Dalam pembelajaran berbasis Nasi Kobel, guru tidak meninggalkan metode konvensional seperti praktik langsung, diskusi tatap muka, atau kerja kelompok manual, tetapi mengombinasikannya dengan pemanfaatan teknologi digital seperti Canva, video pembelajaran, infografis interaktif, dan aplikasi AI pendukung. Perpaduan ini menciptakan pengalaman belajar yang utuh — siswa berpikir kritis, berkarya kreatif, dan berinteraksi secara kolaboratif dalam dua dunia: nyata dan digital.

Melalui Nasi Kobel, proses belajar menjadi lebih hidup dan bermakna. Siswa tidak hanya menguasai teori, tetapi juga terampil menerapkannya dalam konteks nyata. Misalnya, setelah membuat produk secara manual seperti nugget sayur lokal, mereka melanjutkan proses kreatifnya secara digital dengan merancang label kemasan di Canva atau mempresentasikan hasil karya dalam bentuk video edukatif.

Kekuatan utama dari Nasi Kobel terletak pada keseimbangannya: siswa tetap berproses dengan tangan dan hati (manual), namun juga berpikir luas dengan teknologi (digital). Guru berperan sebagai fasilitator yang menuntun siswa untuk berkreasi, berinovasi, sekaligus menjaga nilai-nilai etika dan karakter.

Pendekatan Nasi Kobel sejalan dengan semangat Profil Pelajar Pancasila, yang menekankan kemandirian, kreativitas, gotong royong, serta kemampuan bernalar kritis dalam memecahkan masalah. Melalui kombinasi ini, pembelajaran tidak hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga membentuk kepribadian dan kecakapan hidup peserta didik.

Dengan demikian, Nasi Kobel bukan sekadar inovasi metode, tetapi sebuah gerakan pembaruan pembelajaran — menggabungkan kekuatan manual dan digital untuk melahirkan pengalaman belajar yang lebih kontekstual, kreatif, dan mendalam.

“Nasi Kobel adalah cita rasa baru dalam dunia pendidikan — memadukan tangan yang berkarya dan pikiran yang berinovasi, agar pembelajaran menjadi lebih bermakna dan berdaya.”

Materi bisa di download di

https://drive.google.com/drive/folders/1uOfwuAwoASr5obfTGSuxv0AOMCoxggQy?usp=sharing

Diskusi dan Tanya Jawab
Peserta aktif mengajukan pertanyaan tentang penerapan pembelajaran kombinasi manual-digital, pengelolaan kegiatan kokurikuler yang efektif, serta tips sederhana memulai pembuatan konten edukatif.
Narasumber menjawab dengan memberikan contoh konkret dan dorongan agar guru tidak takut berinovasi.

Penutup
Moderator menyampaikan kesimpulan bahwa guru masa kini harus adaptif terhadap perkembangan teknologi, kreatif dalam pembelajaran, dan kolaboratif dalam berbagi praktik baik.

Kegiatan ditutup dengan doa bersama, dipimpin oleh Abdul Azis sebagai ungkapan syukur atas kelancaran kegiatan MGMP hari ini.



Administrasi Kegiatan MGMP dapat diunduh pada tautan tautan berikut :

SURAT UNDANGAN

DAFTAR HADIR MGMP

NOTULENSI KEGIATAN

FOTO KEGIATAN

SERTIFIKAT

AKUN TIKTOK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MGMP IPA NOVEMBER 2025

Berikut ini adalah dokumentasi MGMP IPA Kab. Sampang yang dilaksanakan pada : Hari / Tanggal : Kamis / 13 November 2025 Tempat              ...