Berikut ini adalah dokumentasi MGMP IPA Kab. Sampang yang dilaksanakan pada :
Hari / Tanggal : Kamis / 13 November 2025
Tempat : SMPN 2 Ketapang
Agenda :
1. Workshop Inquiry Colaborator
2. Praktik Baik Pembelajaran : M-SIKAP
NOTULEN KEGIATAN MGMP IPA KABUPATEN SAMPANG
Hari/Tanggal: Kamis, 13 November 2025
Tempat: SMPN 2 Ketapang
Waktu: 07.30–13.00 WIB
Moderator: Denok Setyowati
A. PEMBUKAAN
Pembukaan dengan bacaan Basmalah dipandu oleh moderator, Ibu Denok Setyowati.
Menyanyikan lagu Indonesia Raya, dipandu oleh Munhidhotul Ummah, diikuti oleh seluruh peserta MGMP.
Sambutan Ketua MGMP IPA Kabupaten Sampang, Bapak Achsin Bawono Yudho, yang menyampaikan: Dalam sambutannya, Ketua MGMP IPA Kabupaten Sampang menyampaikan apresiasi mendalam kepada tuan rumah SMPN 2 Ketapang yang telah menyediakan tempat dan fasilitas bagi terlaksananya pertemuan MGMP. Mengucapkan terima kasih kepada seluruh pengurus dan anggota yang hadir, menegaskan bahwa kehadiran aktif para guru adalah wujud komitmen dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di Kabupaten Sampang. Beliau menekankan bahwa MGMP merupakan “rumah bersama” bagi seluruh guru IPA SMP, tempat berbagi pengalaman, berdiskusi, dan bersama-sama mencari solusi atas tantangan pembelajaran. Ketua MGMP juga mengajak seluruh peserta untuk memanfaatkan forum ini sebagai ruang pengembangan diri, saling mendukung, serta memperkuat jejaring profesional guru. Di akhir sambutan, beliau menyampaikan harapan agar materi yang disajikan pada pertemuan ini dapat memperkaya praktik pembelajaran IPA, khususnya dalam implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah masing-masing.
Sambutan Plt. Kepala SMPN 2 Ketapang, Bapak Joko, yang menyampaikan selamat datang kepada seluruh guru IPA yang hadir, dan merasa terhormat SMPN 2 Ketapang dapat menjadi tuan rumah kegiatan MGMP pada bulan ini. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya kekompakan, kolaborasi, dan solidaritas antaranggota MGMP sebagai modal utama untuk meningkatkan kualitas pendidikan IPA di Kabupaten Sampang. Bapak Joko berharap kegiatan MGMP tidak hanya menjadi ajang pertemuan rutin, tetapi benar-benar menjadi sarana untuk mengembangkan kompetensi pedagogik dan profesional guru, serta melahirkan berbagai gagasan inovatif dalam pembelajaran. Beliau mengucapkan terima kasih kepada panitia, pemateri, dan seluruh peserta, serta menutup sambutan dengan harapan agar kegiatan MGMP dapat berjalan lancar, produktif, dan membawa manfaat nyata bagi dunia pendidikan.
B. KEGIATAN INTI
Materi 1: Inquiry Kolaboratif
Pemateri: Suzy Budianna
Inquiry kolaboratif adalah pendekatan pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai penemu konsep melalui kerja sama kelompok. Guru berperan sebagai fasilitator yang memandu siswa untuk merumuskan pertanyaan, merancang penyelidikan, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan.
Kelebihan inquiry kolaboratif: meningkatkan kemampuan berpikir kritis, pemahaman konsep yang lebih mendalam, serta kemampuan komunikasi dan kerja sama. Pemateri memberikan contoh penerapan inquiry kolaboratif pada materi IPA SMP, seperti percobaan sederhana tentang perubahan wujud benda, ekosistem, dan listrik. Diskusi berlangsung aktif, peserta saling berbagi pengalaman implementasi model pembelajaran ini di kelas masing-masing.
materi inquiry kolaboratif
Materi 2: Praktik Baik – M-SIKAP
Pemateri: Ahmad Suhedi
M-SIKAP merupakan singkatan dari Mengimplementasikan Siklus Inkuiri Kolaboratif Aktif dalam Pembelajaran. Program ini mengintegrasikan kolaborasi antara orang tua, siswa, dan sekolah untuk meningkatkan kedisiplinan siswa, terutama dalam:
Kehadiran siswa
Kepatuhan terhadap tata tertib
Pemantauan pelanggaran yang terjadi
Sistem M-SIKAP memanfaatkan website/platform digital yang dapat diakses oleh guru, siswa, dan orang tua secara real-time. Orang tua dapat memantau perkembangan disiplin siswa setiap hari, Guru dapat menginput data kehadiran dan pelanggaran dengan lebih sistematis sehingga memudahkan evaluasi. Pemateri menampilkan demo singkat cara menggunakan website serta alur penggunaannya di sekolah. Beberapa peserta memberikan tanggapan positif karena sistem ini dinilai mampu meningkatkan transparansi dan akuntabilitas sekolah dalam membina kedisiplinan.
C. PENUTUP
Kegiatan ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Badrut Tamam.
Moderator menutup kegiatan pada pukul 13.00 WIB.
Administrasi Kegiatan MGMP dapat diunduh pada tautan tautan berikut :
Berikut ini adalah dokumentasi MGMP IPA Kab. Sampang yang dilaksanakan pada :
Hari / Tanggal : Kamis / 30 Oktober 2025
Tempat : SMPN 1 Camplong
Agenda :
1. Guru Konten Kreator
2. Pembelajaran Ko-Kurikuler
3. Praktik Baik Pembelajaran IPA " Nasi Kobel"
NOTULENSI KEGIATAN
Kegiatan: Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) IPA
Hari / Tanggal : Kamis 30 Oktober 2025
Waktu Kegiatan: 07.30 - 13.30 WIB
Pembukaan:
Kegiatan
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPA Kabupaten Sampang pada tanggal 30 Okober
2025 dimulai dengan sambutan oleh:
1.Ketua
MGMP IPA Kab. Sampang Bapak Achsin Bawono Y, S.Si
Beliau menyampaikan Ucapan terimakasih
kepada kepala smpn 1 Camplong yang telah menyediakan tempat dan memberikan
sambutan yang sangat baik, Pertemuan MGMP IPA di Camplong ini sedianya
dilaksanakan pada minggu ke-3 namun karena suatu hal MGMP PAI meminta tukar
sehingga MGMP IPA mundur pada minggu ke-4. Pada kegiatan ini ada 3 agenda yaitu
worshop kokurikuler, conten creator dan praktik baik dari tuan rumah. MGMP IPA
ini merupakan ajang berbagi oleh karena itu bagi bapak ibu guru IPA yang ingin
berbagi bisa menghubungi pengurus, semoga kegiatan yang dilaksanakan mendapatkan
barokah dan manfaat bagi seluruh anggota MGMP.
2.Sambutan Kepala SMPN 1 Camplong, Ibu
Indrawati, S.Pd, M.Pd.
Beliau
menyampaikan rasa bahagia karena SMPN 1 Camplong ditempati sebagai tempat
pertemuan, karena beliau merasa menjadi bagian dari komunitas MGMP IPA, beliau juga
menyampaikan rasa bangga kepada pengurus yang solid dan memiliki semangat dan
kebersamaan yang kuat, walaupun kegiatan MGMP IPA bertempat Beliau juga
mengingatkan kepada seluruh anggota di era milenial ini, kita harus update
mencari informasi karena zaman terus berkembang.Pada praktik baik yang akan
disampaikan merupakan salah satu model pembelajaran yang memadukan manual dan
digital dengan memperhatikan langkah 8334 dalam Pembelajaran mendalam.
Kegiatan Inti:
Kegiatan
inti dalam MGMP IPA ini mencakup berbagai hal, di antaranya:
1.Workshop
Kokurikuler (Sayu Wiwit Annur, S.Pd)
Pembelajaran abad ke-21
menuntut kita sebagai pendidik untuk tidak hanya berfokus pada capaian
akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter dan kompetensi peserta didik
secara utuh. Dalam konteks inilah, kegiatan kokurikuler memiliki peran yang
sangat penting. Ia bukan sekadar pelengkap kegiatan intrakurikuler, melainkan
bagian integral dari upaya mewujudkan pembelajaran mendalam yang bermakna dan
berdampak.
Pembelajaran mendalam
atau deep learning merupakan proses belajar yang mendorong peserta didik untuk
memahami makna dari setiap konsep, bukan hanya menghafal. Dalam pembelajaran
mendalam, siswa diajak untuk berpikir kritis, kreatif, mampu memecahkan masalah
nyata, berkolaborasi dengan sesama, serta merefleksikan proses belajarnya.
Dengan demikian, pembelajaran tidak berhenti pada pengetahuan, tetapi berlanjut
pada pembentukan sikap dan tindakan yang mencerminkan nilai-nilai Profil
Pelajar Pancasila.
Kegiatan kokurikuler
menjadi wadah nyata bagi peserta didik untuk menghubungkan teori dengan
praktik. Melalui kegiatan seperti proyek sosial, kewirausahaan, seni budaya,
maupun riset ilmiah, siswa dapat menerapkan apa yang telah dipelajari dalam
konteks kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika siswa terlibat dalam kegiatan
kewirausahaan lokal seperti pembuatan nugget sayur lokal, mereka tidak hanya
belajar tentang proses produksi dan nilai ekonomi, tetapi juga menumbuhkan
kreativitas, kerja sama, dan kemandirian.
Dalam kegiatan
tersebut, pembelajaran mendalam terwujud karena siswa memahami makna di balik
setiap aktivitas. Mereka belajar memecahkan masalah, berinovasi, mengambil
keputusan, dan mengembangkan tanggung jawab sosial. Bahkan, dengan dukungan
teknologi seperti penggunaan AI untuk mendesain label produk melalui aplikasi
seperti Canva, siswa semakin siap menghadapi tantangan dunia modern yang
menuntut literasi digital.
Agar kegiatan
kokurikuler benar-benar menjadi bagian dari pembelajaran mendalam, perlu
diperhatikan beberapa prinsip penting. Pertama, kegiatan harus kontekstual dan
autentik, artinya berangkat dari permasalahan atau potensi nyata di sekitar
peserta didik. Kedua, bersifat kolaboratif, baik antar siswa maupun antar guru
lintas mata pelajaran. Ketiga, harus ada refleksi yang mendorong siswa memahami
pengalaman belajarnya, bukan sekadar melaporkan hasil kegiatan. Dan yang paling
penting, kegiatan harus menumbuhkan dimensi Profil Pelajar Pancasila, seperti
kemandirian, gotong royong, kreativitas, bernalar kritis, serta keimanan dan
akhlak mulia.
Proses pelaksanaan
kokurikuler dalam pembelajaran mendalam dapat dilakukan melalui tiga tahap
utama. Tahap pertama adalah perencanaan, yaitu mengidentifikasi potensi lokal,
kebutuhan siswa, dan keterkaitan kegiatan dengan tujuan pembelajaran. Tahap
kedua adalah pelaksanaan, di mana siswa berperan aktif sebagai pelaku utama,
bukan sekadar peserta. Tahap terakhir adalah refleksi dan evaluasi, di mana
siswa diajak untuk memahami nilai dan pelajaran yang diperoleh dari kegiatan
tersebut, baik secara pribadi maupun bersama.
Dengan demikian,
kegiatan kokurikuler bukan lagi aktivitas tambahan yang berdiri sendiri,
melainkan ruang belajar yang memperkaya pengalaman siswa. Di sinilah
pembelajaran mendalam tumbuh — ketika ilmu bertemu dengan tindakan, ketika
nilai bertemu dengan pengalaman, dan ketika peserta didik belajar menjadi
manusia yang berpikir, berbuat, serta berkarakter.
Pada akhirnya, esensi
dari workshop ini adalah membangun kesadaran bersama bahwa pembelajaran tidak
hanya terjadi di dalam kelas, tetapi juga di setiap ruang kehidupan yang
memberi makna. Melalui kokurikuler yang terintegrasi dalam pembelajaran
mendalam, kita membantu siswa menemukan jati dirinya sebagai pelajar Pancasila
— cerdas, berkarakter, dan siap berkontribusi bagi lingkungannya
Di era digital saat ini, hampir setiap orang dapat menjadi content
creator. Istilah ini mungkin sudah sering kita dengar, terutama di
berbagai platform media sosial seperti YouTube, Instagram, TikTok, atau bahkan
podcast dan blog. Namun, menjadi seorang content creator bukan sekadar
membuat dan mengunggah video atau gambar — lebih dari itu, ia adalah seseorang
yang menciptakan, mengolah, dan menyebarkan ide, informasi, serta
nilai-nilai positif melalui berbagai bentuk media digital.
Seorang content creator berperan sebagai
komunikator, inovator, sekaligus inspirator. Melalui karyanya, ia dapat
memengaruhi cara orang berpikir, bertindak, bahkan memandang dunia. Karena itu,
tanggung jawab moral dan etika menjadi hal yang penting. Konten yang dihasilkan
tidak hanya harus menarik, tetapi juga bermanfaat, mendidik, dan
membawa dampak baik bagi audiens.
Menjadi content creator yang baik tentu
membutuhkan lebih dari sekadar kemampuan teknis. Ada beberapa hal penting yang
perlu dimiliki.
Pertama adalah tujuan yang jelas. Seorang content creator
harus tahu pesan apa yang ingin disampaikan melalui karyanya. Apakah untuk
mengedukasi, menginspirasi, menghibur, atau mengajak masyarakat melakukan hal
positif? Tanpa arah yang jelas, konten mudah kehilangan makna dan hanya sekadar
mengikuti tren.
Kedua adalah kreativitas dan orisinalitas.
Dunia digital dipenuhi oleh jutaan konten setiap hari, dan agar dapat menarik
perhatian, diperlukan ide yang segar, unik, dan autentik. Kreativitas tidak
berarti harus selalu baru, tetapi mampu menyajikan sesuatu dengan cara yang
berbeda dan bermakna.
Ketiga adalah etika dan tanggung jawab digital.
Seorang content creator yang baik memahami batasan dalam berkreasi. Ia
tidak menyebarkan hoaks, ujaran kebencian, atau konten yang merugikan pihak
lain. Setiap karya harus menghormati privasi, budaya, dan nilai-nilai moral
yang berlaku.
Keempat adalah konsistensi dan disiplin.
Dunia digital bergerak cepat, dan audiens menilai kredibilitas dari konsistensi
karya seseorang. Content creator yang baik bukan hanya rajin
mengunggah, tetapi juga terus belajar meningkatkan kualitas isi, teknik, dan
cara berkomunikasi.
Selain itu, ada beberapa syarat utama
untuk menjadi content creator yang profesional:
1.Kemampuan memahami
audiens — mengetahui siapa yang menjadi target
konten dan apa kebutuhannya.
2.Kemampuan teknis — seperti menulis naskah, mengambil gambar atau video, mengedit,
serta memanfaatkan media sosial secara efektif.
3.Kemampuan berpikir
kritis dan kreatif — untuk menghasilkan konten
yang bermanfaat dan bernilai.
4.Integritas pribadi — jujur, bertanggung jawab, dan menghormati hak cipta.
5.Keterampilan komunikasi
digital — mampu berinteraksi dengan audiens
secara sopan dan membangun relasi yang positif.
Pada akhirnya, menjadi content creator bukan hanya
tentang popularitas, tetapi tentang bagaimana karya kita memberi dampak
positif bagi orang lain. Konten yang baik adalah konten yang
menginspirasi, memberi manfaat, dan menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan.
“Jadilah content creator yang tidak hanya viral,
tetapi juga bernilai. Karena di balik setiap karya, tersimpan tanggung jawab
untuk menciptakan ruang digital yang lebih cerdas, beretika, dan berdaya.”
Dalam menghadapi
tantangan pendidikan abad ke-21, guru dituntut untuk terus berinovasi agar
pembelajaran tidak hanya informatif, tetapi juga inspiratif dan bermakna. Salah
satu bentuk inovasi tersebut hadir melalui praktik baik yang kami sebut “Nasi
Kobel”, singkatan dari Kombinasi Kreasi Pembelajaran Manual dan Digital.
Nama “Nasi Kobel”
diambil dari filosofi sederhana: seperti sepiring nasi yang menjadi sumber
energi bagi tubuh, Nasi Kobel menjadi “energi baru” bagi dunia pembelajaran. Ia
menghadirkan perpaduan yang seimbang antara pendekatan manual yang mengasah
keterampilan nyata dan pendekatan digital yang membuka ruang kreativitas tanpa
batas.
Dalam pembelajaran
berbasis Nasi Kobel, guru tidak meninggalkan metode konvensional seperti
praktik langsung, diskusi tatap muka, atau kerja kelompok manual, tetapi
mengombinasikannya dengan pemanfaatan teknologi digital seperti Canva, video
pembelajaran, infografis interaktif, dan aplikasi AI pendukung. Perpaduan ini
menciptakan pengalaman belajar yang utuh — siswa berpikir kritis, berkarya
kreatif, dan berinteraksi secara kolaboratif dalam dua dunia: nyata dan
digital.
Melalui Nasi Kobel,
proses belajar menjadi lebih hidup dan bermakna. Siswa tidak hanya menguasai
teori, tetapi juga terampil menerapkannya dalam konteks nyata. Misalnya,
setelah membuat produk secara manual seperti nugget sayur lokal, mereka
melanjutkan proses kreatifnya secara digital dengan merancang label kemasan di
Canva atau mempresentasikan hasil karya dalam bentuk video edukatif.
Kekuatan utama dari Nasi
Kobel terletak pada keseimbangannya: siswa tetap berproses dengan tangan dan
hati (manual), namun juga berpikir luas dengan teknologi (digital). Guru
berperan sebagai fasilitator yang menuntun siswa untuk berkreasi, berinovasi, sekaligus
menjaga nilai-nilai etika dan karakter.
Pendekatan Nasi Kobel
sejalan dengan semangat Profil Pelajar Pancasila, yang menekankan kemandirian,
kreativitas, gotong royong, serta kemampuan bernalar kritis dalam memecahkan
masalah. Melalui kombinasi ini, pembelajaran tidak hanya mengajarkan pengetahuan,
tetapi juga membentuk kepribadian dan kecakapan hidup peserta didik.
Dengan demikian, Nasi
Kobel bukan sekadar inovasi metode, tetapi sebuah gerakan pembaruan
pembelajaran — menggabungkan kekuatan manual dan digital untuk melahirkan
pengalaman belajar yang lebih kontekstual, kreatif, dan mendalam.
“Nasi Kobel adalah cita
rasa baru dalam dunia pendidikan — memadukan tangan yang berkarya dan pikiran
yang berinovasi, agar pembelajaran menjadi lebih bermakna dan berdaya.”
Diskusi dan Tanya Jawab Peserta aktif mengajukan pertanyaan tentang penerapan pembelajaran kombinasi manual-digital, pengelolaan kegiatan kokurikuler yang efektif, serta tips sederhana memulai pembuatan konten edukatif. Narasumber menjawab dengan memberikan contoh konkret dan dorongan agar guru tidak takut berinovasi.
Penutup Moderator menyampaikan kesimpulan bahwa guru masa kini harus adaptif terhadap perkembangan teknologi, kreatif dalam pembelajaran, dan kolaboratif dalam berbagi praktik baik.
Kegiatan ditutup dengan doa bersama, dipimpin oleh Abdul Azis sebagai ungkapan syukur atas kelancaran kegiatan MGMP hari ini.
Administrasi Kegiatan MGMP dapat diunduh pada tautan tautan berikut :
Berikut
ini adalah dokumentasi MGMP IPA Kab. Sampang yang dilaksanakan pada :
Hari
/ Tanggal : Kamis / 25 September 2025
Tempat : SMPN 1 Tambelangan
Agenda :
1.Literasi SAINS dan Pembuatan Soal berbasis Literasi SAINS,
PM dan Hots
2.Diseminasi Koding dan Kecerdasan Artificial
NOTULEN KEGIATAN
Pembukaan:
Kegiatan
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPA Kabupaten Sampang pada tanggal 25
September 2025 dimulai dengan sambutan oleh:
1.Ketua
MGMP IPA Kab. Sampang Bapak Achsin Bawono Y, S.Si
Beliau menyampaikan Ucapan terimakasih
kepada kepala smpn 1 tambelangan yang telah menyediakan tempat dan memberikan
sambutan yang sangat baik, meskipun medan yang dilalui sedikit berliku namun
semangat peserta untuk hadir di kegiatan MGMP sangat besar. JadwalMGMP yang menggunakan hari kamis ada3 mapel maka kegiatan MGMP IPA membuat list kegiatan lebih awal, dan
nanti berlanjut untuk kegiatan- kegiatan berikutnya.
2.Sambutan Kepala SMPN 1 Tambelangan, Bapak
Ahmad Fauzan, S.Pd, MM
Beliau
menyampaikan terimakasih untuk pertama
kalinya SMPN 1 Tambelangan dipercaya menjadi tuan rumah kegiatan MGMP, beloau
mengucapkan terima kasih dan sangat bangga dengan semangat MGMP IPA meskipun
jalannya berliku tetap tidak menyurutkan untuk hadir dalam kegiatan. Beliau
menyampaikan kunci sukses kegiatan MGMP ada 3yaitu :
a.Dihadiri
Anggota
Untuk menarik jumlah kehadiran peserta sebaiknya MGMP
memberikan aturan yang mengikat bagi peserta, missal pemberian sanksi.
b.Ada
Hasil yang bisa dimanfaatkan
Kegiatan MGMP memberikan manfaat yang dapat
dipergunakan peserta dalam meningkatkan kompetensi dirinya sebagai guru IPA di
sekolah masing-masing.
c.Hasil
MGMP IPA bisa diimbaskan
Hasil kegiatan MGMP IPA bisa menjadi bekal
pengetahuan danketerampilan yang dapat diimbaskan kepada rekan guru di sekolah
masing-masing.
Kegiatan Inti:
Kegiatan
inti dalam MGMP IPA ini mencakup berbagai hal, di antaranya:
Literasi sains adalah kemampuan untuk
membaca, memahami, mengevaluasi, dan menggunakan informasi dan pengetahuan
sains untuk membuat keputusan yang tepat dan berpikir kritis dalam kehidupan
sehari-hari. Literasi sains bukan hanya tentang memahami konsep-konsep sains,
tetapi juga tentang memahami bagaimana sains diterapkan dalam kehidupan nyata.
Seseorang yang memiliki literasi sains
yang baik dapat mengenali dan memahami masalah sains, menemukan informasi sains
yang diperlukan, mengevaluasi kebenaran dan validitas informasi sains, serta
menggunakannya untuk membuat keputusan yang berbasis fakta. Literasi sains juga
mencakup kemampuan untuk berkomunikasi tentang konsep-konsep sains secara jelas
dan efektif dengan orang lain.
Pentingnya literasi sains terletak pada
keterampilan dan pemahaman yang diperlukan untuk mengambil keputusan
berdasarkan fakta dan bukti-bukti yang ada, terutama dalam hal-hal yang terkait
dengan kesehatan, lingkungan, teknologi, dan kebijakan publik. Dengan literasi
sains yang baik, seseorang dapat memahami bagaimana sains mempengaruhi
kehidupan mereka dan masyarakat secara umum.
Manfaat Literasi Sains
Literasi sains memiliki manfaat yang sangat penting, baik bagi individu maupun
masyarakat secara keseluruhan. Beberapa manfaat dari literasi sains antara
lain:
Peningkatan pemahaman tentang dunia
di sekitar kita: Literasi sains membantu individu memahami fenomena alam
dan proses-proses yang terjadi di sekitar kita, termasuk mengenai
kesehatan, lingkungan, dan teknologi.
Kemampuan dalam memecahkan masalah:
Literasi sains melatih kemampuan individu dalam mengumpulkan dan
menganalisis data, membuat hipotesis, dan menguji teori, sehingga
memungkinkan mereka untuk memecahkan masalah dengan lebih efektif.
Pengambilan keputusan yang lebih
baik: Dengan memiliki kemampuan untuk memahami data dan informasi ilmiah,
individu dapat membuat keputusan yang lebih baik dan rasional, serta
memahami dampak keputusan tersebut terhadap lingkungan dan masyarakat.
Peningkatan partisipasi dalam
masyarakat: Individu yang memiliki literasi sains yang baik dapat
berpartisipasi secara aktif dalam pembuatan kebijakan yang berkaitan
dengan sains dan teknologi, serta dapat memainkan peran penting dalam
membangun masyarakat yang lebih berbudaya ilmiah.
Meningkatkan keterampilan karir:
Literasi sains sangat penting dalam banyak bidang karir, termasuk di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, kesehatan, dan lingkungan. Individu
yang memiliki literasi sains yang baik dapat memiliki peluang karir yang
lebih baik dan lebih luas.
Literasi sains tidak hanya memberikan
manfaat bagi individu, tetapi juga untuk masyarakat secara keseluruhan dalam
menghadapi berbagai masalah dan tantangan di era modern yang semakin kompleks.
Contoh Penerapan Literasi Sains
Beberapa contoh penerapan literasi sains dalam kehidupan sehari-hari:
Memahami label pada produk makanan:
Literasi sains membantu individu memahami informasi pada label produk
makanan, termasuk nilai gizi, kandungan bahan kimia, dan pengawet yang
digunakan.
Mengikuti perkembangan terbaru dalam
bidang medis: Literasi sains membantu individu memahami berbagai
penelitian medis terbaru, seperti vaksinasi dan pengobatan, serta
mempertimbangkan manfaat dan risiko dari berbagai jenis perawatan.
Membuat keputusan yang tepat dalam
memilih produk elektronik: Literasi sains membantu individu memahami
karakteristik teknis dari produk elektronik, seperti smartphone, laptop,
dan TV, sehingga dapat membuat keputusan yang tepat dalam memilih produk
yang paling sesuai dengan kebutuhan dan anggaran.
Mengembangkan rencana perawatan
tanaman: Literasi sains membantu individu memahami prinsip-prinsip dasar
dalam perawatan tanaman, seperti jenis tanah, pemupukan, dan irigasi,
sehingga dapat mengembangkan rencana perawatan yang optimal.
Mempelajari geologi dan meteorologi:
Literasi sains membantu individu memahami fenomena alam seperti gunung
berapi, gempa bumi, dan cuaca, sehingga dapat mempersiapkan diri dalam
menghadapi bencana alam yang mungkin terjadi.
Dengan demikian, literasi sains dapat
diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, membantu individu
memahami informasi ilmiah, membuat keputusan yang tepat, serta meningkatkan
kualitas hidup secara keseluruhan.
2.Pembuatan Soal Berbasis Literasi Sains,
PM dan Hots ( A. Fauzanul Hakim, M.Pd)
Diawali
dengan pertanyaan masih perlukah, mengapa dan bagaimana bentuknya pembuatan
soal berbasis literasi sains, pembelajaran mendalam, dan HOTS (Higher Order Thinking Skills)
Berikut penjelasan singkat dan sistematis:
1. Perlukah? – Ya, Sangat Perlu
Soal
berbasis literasi sains, pembelajaran mendalam, dan HOTS penting karena:
Meningkatkan
kemampuan berpikir kritis
– Peserta didik tidak hanya menghafal fakta, tetapi menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta.
Menghubungkan
sains dengan kehidupan nyata
– Literasi sains memastikan peserta didik memahami relevansi sains dalam
keputusan sehari-hari.
Mendorong
pemahaman mendalam
– Soal menantang siswa menemukan keterkaitan konsep, bukan sekadar
mengingat rumus.
Mempersiapkan
generasi abad 21
– Mereka terbiasa memecahkan masalah kompleks, bekerja kolaboratif, dan
berpikir reflektif.
2. Mengapa Penting?
Kurikulum
Merdeka & PISA
menuntut siswa mampu memecahkan masalah kontekstual.
Pembelajaran
mendalam tidak hanya mengejar capaian
materi, tetapi pembentukan karakter berpikir ilmiah.
HOTS mengembangkan kreativitas,
kemampuan berpikir tingkat tinggi, dan kemandirian belajar.
3. Bagaimana Bentuknya?
a. Karakteristik Soal
Kontekstual – berbasis fenomena nyata
(misalnya banjir, pencemaran, makanan sehat).
Mengandung
tantangan kognitif
– tidak hanya “apa” tetapi “mengapa” dan “bagaimana”.
Mengintegrasikan
data/grafik/gambar
– mendorong analisis dan interpretasi.
Mendorong
multi-jawaban atau proses berpikir – tidak hanya 1 jawaban benar.
b.
Syarat penyusunan soal yang baik
·Sesuai dengan indicator soal
·Dirumuskan dengan jelas dan tegas
·Pilihan jawaban harus homogeny dan
logis
·Rumusan pokok soal dan pilihan
jawaban merupakan pernyataan yang difokuskan saja
·Setiap soal harus memiliki 1 jawaban
yang benar
·Pokok soal jangan memberi petunjuk
kearah jawaban yang benar
·Pokok soal jangan mengandung
pernyataan yang bersifat negative ganda
·Panjang rumusuan jawaban harus
relative sama
·Rumusan jawaban sebaiknya
menggunakan bahasa baku setempat dan jangan mengulang frasa yang sama
·Tidak ada pesan SARA
b. Contoh Bentuk Soal
1. Literasi Sains
Stimulus:
Gambar grafik suhu bumi dari 1900–2020 yang terus meningkat. Soal: Apa dampak jangka panjang
kenaikan suhu bumi terhadap kehidupan manusia? Jelaskan dengan alasan ilmiah.
2. Pembelajaran Mendalam
Soal:
Hubungkan proses fotosintesis dengan ketersediaan oksigen di bumi. Apa yang
akan terjadi jika hutan terus ditebang?
3. HOTS (C4–C6)
C4
(Analisis): Amati tabel kandungan zat aditif
pada makanan kemasan. Analisis mana yang berbahaya jika dikonsumsi berlebihan. C5 (Evaluasi): Berikan
pendapatmu tentang penggunaan pengawet sintetis pada makanan. Sertakan alasan
ilmiah. C6 (Kreasi): Rancang kampanye
poster untuk mengurangi penggunaan plastik berbasis sains.
3.Praktik
Baik Diseminasi KKA ( Munhidhotul Ummah, S.Pd dan Badrut Tamam S.Pd)
Di era digital yang
terus berkembang pesat, kemampuan beradaptasi dengan teknologi menjadi krusial.
Dua pilar utama yang membentuk fondasi transformasi digital saat ini adalah
koding dan kecerdasan artifisial (AI). Integrasi koding dan
kecerdasan artifisial dalam kurikulum sekolah bukan lagi sekadar
pilihan, melainkan sebuah urgensi untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi
tantangan dan peluang di masa depan. Artikel ini akan mengulas secara mendalam
mengapa koding dan AI sangat penting untuk diintegrasikan dalam kurikulum
sekolah, manfaat yang ditawarkannya, serta bagaimana implementasinya dapat
menjawab kebutuhan dasar pembelajaran abad ke-21.
Manfaat Koding dan AI dalam Pendidikan
Integrasi
koding dan AI dalam kurikulum sekolah membawa berbagai manfaat signifikan yang
melampaui sekadar penguasaan teknologi. Manfaat-manfaat ini secara langsung
berkontribusi pada pengembangan keterampilan abad ke-21 yang esensial bagi
peserta didik.
“Pembelajaran
Koding dan Kecerdasan Artifisial (KA) bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan
dalam dunia pendidikan modern. Integrasi Koding dan KA dalam pendidikan tidak
hanya untuk meningkatkan literasi digital dan kemampuan penyelesaian masalah,
tetapi juga mengajarkan berbagai keterampilan esensial yang mencakup berpikir
komputasional, analisis data, algoritma pemrograman, etika KA, human-centered
mindset, design system KA, dan teknik KA.” [Naskah Akademik]
Manfaat Koding dan AI
Personalisasi Pembelajaran
Pelibatan Siswa
Efisiensi Operasional dan
Administratif
Dukungan Pembelajaran Jarak Jauh
Analisis Data untuk Pengambilan
Keputusan
AI menganalisis data pembelajaran siswa secara
real-time, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka, serta menyesuaikan
materi pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar. AI menyediakan berbagai
alat dan platform yang memungkinkan interaksi yang lebih dinamis dan personal
antara siswa dan materi pembelajaran, sehingga meningkatkan keterlibatan dan
motivasi belajar.
AI
mengotomatisasi tugas-tugas administratif seperti penjadwalan, pengelolaan data
siswa, dan pelaporan, membebaskan waktu guru untuk fokus pada interaksi
langsung dengan siswa. AI menyediakan tutor virtual dan memfasilitasi interaksi
real-time antara siswa dan guru, menciptakan pengalaman belajar yang mirip
dengan tatap muka. AI memungkinkan guru mengidentifikasi pola belajar siswa,
menyesuaikan materi ajar, dan memberikan umpan balik yang relevan, membantu
dalam membuat keputusan berbasis data.
Personalisasi Pembelajaran
Salah satu manfaat
paling menonjol dari AI dalam pendidikan adalah kemampuannya untuk
mempersonalisasi pembelajaran. AI menganalisis data pembelajaran siswa secara
real-time, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka, serta menyesuaikan
materi pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar. Ini memungkinkan
pendekatan yang disesuaikan untuk setiap siswa, memastikan pengajaran yang
lebih efektif berdasarkan kebutuhan dan kecepatan belajar individu. Dengan AI,
konten pembelajaran dapat dibuat lebih interaktif dan pintar, seperti video
pendidikan, modul interaktif, dan buku pelajaran digital yang dapat disesuaikan
Kegiatan
MGMP IPA ini ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Irham, S.Pd.
Administrasi Kegiatan MGMP dapat di unduh pada tautan - tautan berikut :