Jumat, 31 Oktober 2025

MGMP IPA OKTOBER 2025

Berikut ini adalah dokumentasi MGMP IPA Kab. Sampang yang dilaksanakan pada :

Hari / Tanggal : Kamis / 30 Oktober 2025

Tempat                        : SMPN 1 Camplong

Agenda                        : 

1. Guru Konten Kreator

2. Pembelajaran Ko-Kurikuler

3. Praktik Baik Pembelajaran IPA " Nasi Kobel"

NOTULENSI KEGIATAN

Kegiatan: Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPA

Hari / Tanggal : Kamis 30 Oktober 2025

Waktu Kegiatan: 07.30 - 13.30 WIB

Pembukaan:

Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPA Kabupaten Sampang pada tanggal 30 Okober 2025 dimulai dengan sambutan oleh:

1.     Ketua MGMP IPA Kab. Sampang Bapak Achsin Bawono Y, S.Si

Beliau menyampaikan Ucapan terimakasih kepada kepala smpn 1 Camplong yang telah menyediakan tempat dan memberikan sambutan yang sangat baik, Pertemuan MGMP IPA di Camplong ini sedianya dilaksanakan pada minggu ke-3 namun karena suatu hal MGMP PAI meminta tukar sehingga MGMP IPA mundur pada minggu ke-4. Pada kegiatan ini ada 3 agenda yaitu worshop kokurikuler, conten creator dan praktik baik dari tuan rumah. MGMP IPA ini merupakan ajang berbagi oleh karena itu bagi bapak ibu guru IPA yang ingin berbagi bisa menghubungi pengurus, semoga kegiatan yang dilaksanakan mendapatkan barokah dan manfaat bagi seluruh anggota MGMP.

2.     Sambutan Kepala SMPN 1 Camplong, Ibu Indrawati, S.Pd, M.Pd.

Beliau menyampaikan rasa bahagia karena SMPN 1 Camplong ditempati sebagai tempat pertemuan, karena beliau merasa menjadi bagian dari komunitas MGMP IPA, beliau juga menyampaikan rasa bangga kepada pengurus yang solid dan memiliki semangat dan kebersamaan yang kuat, walaupun kegiatan MGMP IPA bertempat Beliau juga mengingatkan kepada seluruh anggota di era milenial ini, kita harus update mencari informasi karena zaman terus berkembang.Pada praktik baik yang akan disampaikan merupakan salah satu model pembelajaran yang memadukan manual dan digital dengan memperhatikan langkah 8334 dalam Pembelajaran mendalam.

Kegiatan Inti:

Kegiatan inti dalam MGMP IPA ini mencakup berbagai hal, di antaranya:

1.   Workshop Kokurikuler  (Sayu Wiwit Annur, S.Pd) 

Pembelajaran abad ke-21 menuntut kita sebagai pendidik untuk tidak hanya berfokus pada capaian akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter dan kompetensi peserta didik secara utuh. Dalam konteks inilah, kegiatan kokurikuler memiliki peran yang sangat penting. Ia bukan sekadar pelengkap kegiatan intrakurikuler, melainkan bagian integral dari upaya mewujudkan pembelajaran mendalam yang bermakna dan berdampak.

Pembelajaran mendalam atau deep learning merupakan proses belajar yang mendorong peserta didik untuk memahami makna dari setiap konsep, bukan hanya menghafal. Dalam pembelajaran mendalam, siswa diajak untuk berpikir kritis, kreatif, mampu memecahkan masalah nyata, berkolaborasi dengan sesama, serta merefleksikan proses belajarnya. Dengan demikian, pembelajaran tidak berhenti pada pengetahuan, tetapi berlanjut pada pembentukan sikap dan tindakan yang mencerminkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila.

Kegiatan kokurikuler menjadi wadah nyata bagi peserta didik untuk menghubungkan teori dengan praktik. Melalui kegiatan seperti proyek sosial, kewirausahaan, seni budaya, maupun riset ilmiah, siswa dapat menerapkan apa yang telah dipelajari dalam konteks kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika siswa terlibat dalam kegiatan kewirausahaan lokal seperti pembuatan nugget sayur lokal, mereka tidak hanya belajar tentang proses produksi dan nilai ekonomi, tetapi juga menumbuhkan kreativitas, kerja sama, dan kemandirian.

Dalam kegiatan tersebut, pembelajaran mendalam terwujud karena siswa memahami makna di balik setiap aktivitas. Mereka belajar memecahkan masalah, berinovasi, mengambil keputusan, dan mengembangkan tanggung jawab sosial. Bahkan, dengan dukungan teknologi seperti penggunaan AI untuk mendesain label produk melalui aplikasi seperti Canva, siswa semakin siap menghadapi tantangan dunia modern yang menuntut literasi digital.

Agar kegiatan kokurikuler benar-benar menjadi bagian dari pembelajaran mendalam, perlu diperhatikan beberapa prinsip penting. Pertama, kegiatan harus kontekstual dan autentik, artinya berangkat dari permasalahan atau potensi nyata di sekitar peserta didik. Kedua, bersifat kolaboratif, baik antar siswa maupun antar guru lintas mata pelajaran. Ketiga, harus ada refleksi yang mendorong siswa memahami pengalaman belajarnya, bukan sekadar melaporkan hasil kegiatan. Dan yang paling penting, kegiatan harus menumbuhkan dimensi Profil Pelajar Pancasila, seperti kemandirian, gotong royong, kreativitas, bernalar kritis, serta keimanan dan akhlak mulia.

Proses pelaksanaan kokurikuler dalam pembelajaran mendalam dapat dilakukan melalui tiga tahap utama. Tahap pertama adalah perencanaan, yaitu mengidentifikasi potensi lokal, kebutuhan siswa, dan keterkaitan kegiatan dengan tujuan pembelajaran. Tahap kedua adalah pelaksanaan, di mana siswa berperan aktif sebagai pelaku utama, bukan sekadar peserta. Tahap terakhir adalah refleksi dan evaluasi, di mana siswa diajak untuk memahami nilai dan pelajaran yang diperoleh dari kegiatan tersebut, baik secara pribadi maupun bersama.

Dengan demikian, kegiatan kokurikuler bukan lagi aktivitas tambahan yang berdiri sendiri, melainkan ruang belajar yang memperkaya pengalaman siswa. Di sinilah pembelajaran mendalam tumbuh — ketika ilmu bertemu dengan tindakan, ketika nilai bertemu dengan pengalaman, dan ketika peserta didik belajar menjadi manusia yang berpikir, berbuat, serta berkarakter.

Pada akhirnya, esensi dari workshop ini adalah membangun kesadaran bersama bahwa pembelajaran tidak hanya terjadi di dalam kelas, tetapi juga di setiap ruang kehidupan yang memberi makna. Melalui kokurikuler yang terintegrasi dalam pembelajaran mendalam, kita membantu siswa menemukan jati dirinya sebagai pelajar Pancasila — cerdas, berkarakter, dan siap berkontribusi bagi lingkungannya

Materi worshop dapat di download di https://www.canva.com/design/DAG0EqZgHsQ/oXC3Hkvgwf65P9-xlX2ArQ/edit?utm_content=DAG0EqZgHsQ&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=sharebutton

2.   Workshop Conten Creator ( Munhidhotul Ummah, S.Pd dan Budi Astomo, S.Pd)

Di era digital saat ini, hampir setiap orang dapat menjadi content creator. Istilah ini mungkin sudah sering kita dengar, terutama di berbagai platform media sosial seperti YouTube, Instagram, TikTok, atau bahkan podcast dan blog. Namun, menjadi seorang content creator bukan sekadar membuat dan mengunggah video atau gambar — lebih dari itu, ia adalah seseorang yang menciptakan, mengolah, dan menyebarkan ide, informasi, serta nilai-nilai positif melalui berbagai bentuk media digital.

Seorang content creator berperan sebagai komunikator, inovator, sekaligus inspirator. Melalui karyanya, ia dapat memengaruhi cara orang berpikir, bertindak, bahkan memandang dunia. Karena itu, tanggung jawab moral dan etika menjadi hal yang penting. Konten yang dihasilkan tidak hanya harus menarik, tetapi juga bermanfaat, mendidik, dan membawa dampak baik bagi audiens.

Menjadi content creator yang baik tentu membutuhkan lebih dari sekadar kemampuan teknis. Ada beberapa hal penting yang perlu dimiliki.
Pertama adalah tujuan yang jelas. Seorang content creator harus tahu pesan apa yang ingin disampaikan melalui karyanya. Apakah untuk mengedukasi, menginspirasi, menghibur, atau mengajak masyarakat melakukan hal positif? Tanpa arah yang jelas, konten mudah kehilangan makna dan hanya sekadar mengikuti tren.

Kedua adalah kreativitas dan orisinalitas. Dunia digital dipenuhi oleh jutaan konten setiap hari, dan agar dapat menarik perhatian, diperlukan ide yang segar, unik, dan autentik. Kreativitas tidak berarti harus selalu baru, tetapi mampu menyajikan sesuatu dengan cara yang berbeda dan bermakna.

Ketiga adalah etika dan tanggung jawab digital. Seorang content creator yang baik memahami batasan dalam berkreasi. Ia tidak menyebarkan hoaks, ujaran kebencian, atau konten yang merugikan pihak lain. Setiap karya harus menghormati privasi, budaya, dan nilai-nilai moral yang berlaku.

Keempat adalah konsistensi dan disiplin. Dunia digital bergerak cepat, dan audiens menilai kredibilitas dari konsistensi karya seseorang. Content creator yang baik bukan hanya rajin mengunggah, tetapi juga terus belajar meningkatkan kualitas isi, teknik, dan cara berkomunikasi.

Selain itu, ada beberapa syarat utama untuk menjadi content creator yang profesional:

1.     Kemampuan memahami audiens — mengetahui siapa yang menjadi target konten dan apa kebutuhannya.

2.     Kemampuan teknis — seperti menulis naskah, mengambil gambar atau video, mengedit, serta memanfaatkan media sosial secara efektif.

3.     Kemampuan berpikir kritis dan kreatif — untuk menghasilkan konten yang bermanfaat dan bernilai.

4.     Integritas pribadi — jujur, bertanggung jawab, dan menghormati hak cipta.

5.     Keterampilan komunikasi digital — mampu berinteraksi dengan audiens secara sopan dan membangun relasi yang positif.

Pada akhirnya, menjadi content creator bukan hanya tentang popularitas, tetapi tentang bagaimana karya kita memberi dampak positif bagi orang lain. Konten yang baik adalah konten yang menginspirasi, memberi manfaat, dan menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan.

“Jadilah content creator yang tidak hanya viral, tetapi juga bernilai. Karena di balik setiap karya, tersimpan tanggung jawab untuk menciptakan ruang digital yang lebih cerdas, beretika, dan berdaya.”

Materi bisa di download di

https://docs.google.com/presentation/d/1fLBWcp11v59ElFymtIoENkynjOmrOXHx/edit?usp=sharing&ouid=111905104728031068135&rtpof=true&sd=true 

3.   Praktik Baik Nasi Kobel ( Masning, S.Pd)

Dalam menghadapi tantangan pendidikan abad ke-21, guru dituntut untuk terus berinovasi agar pembelajaran tidak hanya informatif, tetapi juga inspiratif dan bermakna. Salah satu bentuk inovasi tersebut hadir melalui praktik baik yang kami sebut “Nasi Kobel”, singkatan dari Kombinasi Kreasi Pembelajaran Manual dan Digital.

Nama “Nasi Kobel” diambil dari filosofi sederhana: seperti sepiring nasi yang menjadi sumber energi bagi tubuh, Nasi Kobel menjadi “energi baru” bagi dunia pembelajaran. Ia menghadirkan perpaduan yang seimbang antara pendekatan manual yang mengasah keterampilan nyata dan pendekatan digital yang membuka ruang kreativitas tanpa batas.

Dalam pembelajaran berbasis Nasi Kobel, guru tidak meninggalkan metode konvensional seperti praktik langsung, diskusi tatap muka, atau kerja kelompok manual, tetapi mengombinasikannya dengan pemanfaatan teknologi digital seperti Canva, video pembelajaran, infografis interaktif, dan aplikasi AI pendukung. Perpaduan ini menciptakan pengalaman belajar yang utuh — siswa berpikir kritis, berkarya kreatif, dan berinteraksi secara kolaboratif dalam dua dunia: nyata dan digital.

Melalui Nasi Kobel, proses belajar menjadi lebih hidup dan bermakna. Siswa tidak hanya menguasai teori, tetapi juga terampil menerapkannya dalam konteks nyata. Misalnya, setelah membuat produk secara manual seperti nugget sayur lokal, mereka melanjutkan proses kreatifnya secara digital dengan merancang label kemasan di Canva atau mempresentasikan hasil karya dalam bentuk video edukatif.

Kekuatan utama dari Nasi Kobel terletak pada keseimbangannya: siswa tetap berproses dengan tangan dan hati (manual), namun juga berpikir luas dengan teknologi (digital). Guru berperan sebagai fasilitator yang menuntun siswa untuk berkreasi, berinovasi, sekaligus menjaga nilai-nilai etika dan karakter.

Pendekatan Nasi Kobel sejalan dengan semangat Profil Pelajar Pancasila, yang menekankan kemandirian, kreativitas, gotong royong, serta kemampuan bernalar kritis dalam memecahkan masalah. Melalui kombinasi ini, pembelajaran tidak hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga membentuk kepribadian dan kecakapan hidup peserta didik.

Dengan demikian, Nasi Kobel bukan sekadar inovasi metode, tetapi sebuah gerakan pembaruan pembelajaran — menggabungkan kekuatan manual dan digital untuk melahirkan pengalaman belajar yang lebih kontekstual, kreatif, dan mendalam.

“Nasi Kobel adalah cita rasa baru dalam dunia pendidikan — memadukan tangan yang berkarya dan pikiran yang berinovasi, agar pembelajaran menjadi lebih bermakna dan berdaya.”

Materi bisa di download di

https://drive.google.com/drive/folders/1uOfwuAwoASr5obfTGSuxv0AOMCoxggQy?usp=sharing

Diskusi dan Tanya Jawab
Peserta aktif mengajukan pertanyaan tentang penerapan pembelajaran kombinasi manual-digital, pengelolaan kegiatan kokurikuler yang efektif, serta tips sederhana memulai pembuatan konten edukatif.
Narasumber menjawab dengan memberikan contoh konkret dan dorongan agar guru tidak takut berinovasi.

Penutup
Moderator menyampaikan kesimpulan bahwa guru masa kini harus adaptif terhadap perkembangan teknologi, kreatif dalam pembelajaran, dan kolaboratif dalam berbagi praktik baik.

Kegiatan ditutup dengan doa bersama, dipimpin oleh Abdul Azis sebagai ungkapan syukur atas kelancaran kegiatan MGMP hari ini.



Administrasi Kegiatan MGMP dapat diunduh pada tautan tautan berikut :

SURAT UNDANGAN

DAFTAR HADIR MGMP

NOTULENSI KEGIATAN

FOTO KEGIATAN

SERTIFIKAT

AKUN TIKTOK

Kamis, 25 September 2025

MGMP IPA SEPTEMBER 2025

Berikut ini adalah dokumentasi MGMP IPA Kab. Sampang yang dilaksanakan pada :

Hari / Tanggal : Kamis / 25 September 2025

Tempat                        : SMPN 1 Tambelangan

Agenda                        : 

1.      Literasi SAINS dan Pembuatan Soal berbasis Literasi SAINS, PM dan Hots

2.      Diseminasi Koding dan Kecerdasan Artificial



NOTULEN KEGIATAN

Pembukaan:

Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPA Kabupaten Sampang pada tanggal 25 September 2025 dimulai dengan sambutan oleh:

1.     Ketua MGMP IPA Kab. Sampang Bapak Achsin Bawono Y, S.Si

Beliau menyampaikan Ucapan terimakasih kepada kepala smpn 1 tambelangan yang telah menyediakan tempat dan memberikan sambutan yang sangat baik, meskipun medan yang dilalui sedikit berliku namun semangat peserta untuk hadir di kegiatan MGMP sangat besar. Jadwal  MGMP yang menggunakan hari kamis ada  3 mapel maka kegiatan MGMP IPA membuat list kegiatan lebih awal, dan nanti berlanjut untuk kegiatan- kegiatan berikutnya.  

2.     Sambutan Kepala SMPN 1 Tambelangan, Bapak Ahmad Fauzan, S.Pd, MM

Beliau menyampaikan terima  kasih untuk pertama kalinya SMPN 1 Tambelangan dipercaya menjadi tuan rumah kegiatan MGMP, beloau mengucapkan terima kasih dan sangat bangga dengan semangat MGMP IPA meskipun jalannya berliku tetap tidak menyurutkan untuk hadir dalam kegiatan. Beliau menyampaikan kunci sukses kegiatan MGMP ada 3yaitu :

a.     Dihadiri Anggota

Untuk menarik jumlah kehadiran peserta sebaiknya MGMP memberikan aturan yang mengikat bagi peserta, missal pemberian sanksi.

b.     Ada Hasil yang bisa dimanfaatkan

Kegiatan MGMP memberikan manfaat yang dapat dipergunakan peserta dalam meningkatkan kompetensi dirinya sebagai guru IPA di sekolah masing-masing.

c.     Hasil MGMP IPA bisa diimbaskan

Hasil kegiatan MGMP IPA bisa menjadi bekal pengetahuan danketerampilan yang dapat diimbaskan kepada rekan guru di sekolah masing-masing.

Kegiatan Inti:

Kegiatan inti dalam MGMP IPA ini mencakup berbagai hal, di antaranya:

1.   Workshop Literasi SAINS  (Istiqomah Amalia, M.Pd) 

Literasi sains adalah kemampuan untuk membaca, memahami, mengevaluasi, dan menggunakan informasi dan pengetahuan sains untuk membuat keputusan yang tepat dan berpikir kritis dalam kehidupan sehari-hari. Literasi sains bukan hanya tentang memahami konsep-konsep sains, tetapi juga tentang memahami bagaimana sains diterapkan dalam kehidupan nyata.

Seseorang yang memiliki literasi sains yang baik dapat mengenali dan memahami masalah sains, menemukan informasi sains yang diperlukan, mengevaluasi kebenaran dan validitas informasi sains, serta menggunakannya untuk membuat keputusan yang berbasis fakta. Literasi sains juga mencakup kemampuan untuk berkomunikasi tentang konsep-konsep sains secara jelas dan efektif dengan orang lain.

Pentingnya literasi sains terletak pada keterampilan dan pemahaman yang diperlukan untuk mengambil keputusan berdasarkan fakta dan bukti-bukti yang ada, terutama dalam hal-hal yang terkait dengan kesehatan, lingkungan, teknologi, dan kebijakan publik. Dengan literasi sains yang baik, seseorang dapat memahami bagaimana sains mempengaruhi kehidupan mereka dan masyarakat secara umum.

Manfaat Literasi Sains
Literasi sains memiliki manfaat yang sangat penting, baik bagi individu maupun masyarakat secara keseluruhan. Beberapa manfaat dari literasi sains antara lain:

  1. Peningkatan pemahaman tentang dunia di sekitar kita: Literasi sains membantu individu memahami fenomena alam dan proses-proses yang terjadi di sekitar kita, termasuk mengenai kesehatan, lingkungan, dan teknologi.
  2. Kemampuan dalam memecahkan masalah: Literasi sains melatih kemampuan individu dalam mengumpulkan dan menganalisis data, membuat hipotesis, dan menguji teori, sehingga memungkinkan mereka untuk memecahkan masalah dengan lebih efektif.
  3. Pengambilan keputusan yang lebih baik: Dengan memiliki kemampuan untuk memahami data dan informasi ilmiah, individu dapat membuat keputusan yang lebih baik dan rasional, serta memahami dampak keputusan tersebut terhadap lingkungan dan masyarakat.
  4. Peningkatan partisipasi dalam masyarakat: Individu yang memiliki literasi sains yang baik dapat berpartisipasi secara aktif dalam pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan sains dan teknologi, serta dapat memainkan peran penting dalam membangun masyarakat yang lebih berbudaya ilmiah.
  5. Meningkatkan keterampilan karir: Literasi sains sangat penting dalam banyak bidang karir, termasuk di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, kesehatan, dan lingkungan. Individu yang memiliki literasi sains yang baik dapat memiliki peluang karir yang lebih baik dan lebih luas.

Literasi sains tidak hanya memberikan manfaat bagi individu, tetapi juga untuk masyarakat secara keseluruhan dalam menghadapi berbagai masalah dan tantangan di era modern yang semakin kompleks.

Contoh Penerapan Literasi Sains
Beberapa contoh penerapan literasi sains dalam kehidupan sehari-hari:

  1. Memahami label pada produk makanan: Literasi sains membantu individu memahami informasi pada label produk makanan, termasuk nilai gizi, kandungan bahan kimia, dan pengawet yang digunakan.
  2. Mengikuti perkembangan terbaru dalam bidang medis: Literasi sains membantu individu memahami berbagai penelitian medis terbaru, seperti vaksinasi dan pengobatan, serta mempertimbangkan manfaat dan risiko dari berbagai jenis perawatan.
  3. Membuat keputusan yang tepat dalam memilih produk elektronik: Literasi sains membantu individu memahami karakteristik teknis dari produk elektronik, seperti smartphone, laptop, dan TV, sehingga dapat membuat keputusan yang tepat dalam memilih produk yang paling sesuai dengan kebutuhan dan anggaran.
  4. Mengembangkan rencana perawatan tanaman: Literasi sains membantu individu memahami prinsip-prinsip dasar dalam perawatan tanaman, seperti jenis tanah, pemupukan, dan irigasi, sehingga dapat mengembangkan rencana perawatan yang optimal.
  5. Mempelajari geologi dan meteorologi: Literasi sains membantu individu memahami fenomena alam seperti gunung berapi, gempa bumi, dan cuaca, sehingga dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi bencana alam yang mungkin terjadi.

Dengan demikian, literasi sains dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, membantu individu memahami informasi ilmiah, membuat keputusan yang tepat, serta meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

2.   Pembuatan Soal Berbasis Literasi Sains, PM dan Hots ( A. Fauzanul Hakim, M.Pd)

 

Diawali dengan pertanyaan masih perlukah, mengapa dan bagaimana bentuknya pembuatan soal berbasis literasi sains, pembelajaran mendalam, dan HOTS (Higher Order Thinking Skills) Berikut penjelasan singkat dan sistematis:

1. Perlukah? – Ya, Sangat Perlu

Soal berbasis literasi sains, pembelajaran mendalam, dan HOTS penting karena:

  • Meningkatkan kemampuan berpikir kritis – Peserta didik tidak hanya menghafal fakta, tetapi menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
  • Menghubungkan sains dengan kehidupan nyata – Literasi sains memastikan peserta didik memahami relevansi sains dalam keputusan sehari-hari.
  • Mendorong pemahaman mendalam – Soal menantang siswa menemukan keterkaitan konsep, bukan sekadar mengingat rumus.
  • Mempersiapkan generasi abad 21 – Mereka terbiasa memecahkan masalah kompleks, bekerja kolaboratif, dan berpikir reflektif.

2. Mengapa Penting?

  • Kurikulum Merdeka & PISA menuntut siswa mampu memecahkan masalah kontekstual.
  • Pembelajaran mendalam tidak hanya mengejar capaian materi, tetapi pembentukan karakter berpikir ilmiah.
  • HOTS mengembangkan kreativitas, kemampuan berpikir tingkat tinggi, dan kemandirian belajar.

3. Bagaimana Bentuknya?

a. Karakteristik Soal

  • Kontekstual – berbasis fenomena nyata (misalnya banjir, pencemaran, makanan sehat).
  • Mengandung tantangan kognitif – tidak hanya “apa” tetapi “mengapa” dan “bagaimana”.
  • Mengintegrasikan data/grafik/gambar – mendorong analisis dan interpretasi.
  • Mendorong multi-jawaban atau proses berpikir – tidak hanya 1 jawaban benar.

b. Syarat penyusunan soal yang baik

·       Sesuai dengan indicator soal

·       Dirumuskan dengan jelas dan tegas

·       Pilihan jawaban harus homogeny dan logis

·       Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang difokuskan saja

·       Setiap soal harus memiliki 1 jawaban yang benar

·       Pokok soal jangan memberi petunjuk kearah jawaban yang benar

·       Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negative ganda

·       Panjang rumusuan jawaban harus relative sama

·       Rumusan jawaban sebaiknya menggunakan bahasa baku setempat dan jangan mengulang frasa yang sama

·       Tidak ada pesan SARA

b. Contoh Bentuk Soal

1. Literasi Sains

Stimulus: Gambar grafik suhu bumi dari 1900–2020 yang terus meningkat.
Soal: Apa dampak jangka panjang kenaikan suhu bumi terhadap kehidupan manusia? Jelaskan dengan alasan ilmiah.

2. Pembelajaran Mendalam

Soal: Hubungkan proses fotosintesis dengan ketersediaan oksigen di bumi. Apa yang akan terjadi jika hutan terus ditebang?

3. HOTS (C4–C6)

C4 (Analisis): Amati tabel kandungan zat aditif pada makanan kemasan. Analisis mana yang berbahaya jika dikonsumsi berlebihan.
C5 (Evaluasi): Berikan pendapatmu tentang penggunaan pengawet sintetis pada makanan. Sertakan alasan ilmiah.
C6 (Kreasi): Rancang kampanye poster untuk mengurangi penggunaan plastik berbasis sains.

3.   Praktik Baik Diseminasi KKA ( Munhidhotul Ummah, S.Pd dan Badrut Tamam S.Pd)

Di era digital yang terus berkembang pesat, kemampuan beradaptasi dengan teknologi menjadi krusial. Dua pilar utama yang membentuk fondasi transformasi digital saat ini adalah koding dan kecerdasan artifisial (AI). Integrasi koding dan kecerdasan artifisial dalam kurikulum sekolah bukan lagi sekadar pilihan, melainkan sebuah urgensi untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan dan peluang di masa depan. Artikel ini akan mengulas secara mendalam mengapa koding dan AI sangat penting untuk diintegrasikan dalam kurikulum sekolah, manfaat yang ditawarkannya, serta bagaimana implementasinya dapat menjawab kebutuhan dasar pembelajaran abad ke-21.

Manfaat Koding dan AI dalam Pendidikan

Integrasi koding dan AI dalam kurikulum sekolah membawa berbagai manfaat signifikan yang melampaui sekadar penguasaan teknologi. Manfaat-manfaat ini secara langsung berkontribusi pada pengembangan keterampilan abad ke-21 yang esensial bagi peserta didik.

“Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (KA) bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan dalam dunia pendidikan modern. Integrasi Koding dan KA dalam pendidikan tidak hanya untuk meningkatkan literasi digital dan kemampuan penyelesaian masalah, tetapi juga mengajarkan berbagai keterampilan esensial yang mencakup berpikir komputasional, analisis data, algoritma pemrograman, etika KA, human-centered mindset, design system KA, dan teknik KA.” [Naskah Akademik]

Manfaat Koding dan AI

  • Personalisasi Pembelajaran
  • Pelibatan Siswa
  • Efisiensi Operasional dan Administratif
  • Dukungan Pembelajaran Jarak Jauh
  • Analisis Data untuk Pengambilan Keputusan

AI menganalisis data pembelajaran siswa secara real-time, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka, serta menyesuaikan materi pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar. AI menyediakan berbagai alat dan platform yang memungkinkan interaksi yang lebih dinamis dan personal antara siswa dan materi pembelajaran, sehingga meningkatkan keterlibatan dan motivasi belajar.

AI mengotomatisasi tugas-tugas administratif seperti penjadwalan, pengelolaan data siswa, dan pelaporan, membebaskan waktu guru untuk fokus pada interaksi langsung dengan siswa. AI menyediakan tutor virtual dan memfasilitasi interaksi real-time antara siswa dan guru, menciptakan pengalaman belajar yang mirip dengan tatap muka. AI memungkinkan guru mengidentifikasi pola belajar siswa, menyesuaikan materi ajar, dan memberikan umpan balik yang relevan, membantu dalam membuat keputusan berbasis data. 

Personalisasi Pembelajaran

Salah satu manfaat paling menonjol dari AI dalam pendidikan adalah kemampuannya untuk mempersonalisasi pembelajaran. AI menganalisis data pembelajaran siswa secara real-time, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka, serta menyesuaikan materi pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar. Ini memungkinkan pendekatan yang disesuaikan untuk setiap siswa, memastikan pengajaran yang lebih efektif berdasarkan kebutuhan dan kecepatan belajar individu. Dengan AI, konten pembelajaran dapat dibuat lebih interaktif dan pintar, seperti video pendidikan, modul interaktif, dan buku pelajaran digital yang dapat disesuaikan 

Kegiatan MGMP IPA ini ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Irham, S.Pd.



Administrasi Kegiatan MGMP dapat di unduh pada tautan - tautan berikut :

SURAT UNDANGAN

DAFTAR HADIR MGMP

NOTULENSI KEGIATAN

FOTO KEGIATAN MGMP

SERTIFIKAT

TIKTOK 



MGMP IPA NOVEMBER 2025

Berikut ini adalah dokumentasi MGMP IPA Kab. Sampang yang dilaksanakan pada : Hari / Tanggal : Kamis / 13 November 2025 Tempat              ...